Skip to main content

KOTA TEMPAT DIBAKARNYA IBRAHIM AS.

URFA (UR) TURKI
Kota Tempat Dibakarnya Ibrahim

Diduga disinilah Nabi Ibrahim dibakar oleh Raja Namrudz

Nabi Ibrahim al-Khalil diutus untuk berseru kepada kaumnya agar menyembah Allah SWT. Sayangnya, banyak dari kaumnya, termasuk Tarikh (Azar), ayahnya, ingkar dan menolak ajakan Ibrahim AS. Karena mereka tidak mau menuruti ajarannya, Ibrahim pun pergi menghancurkan berhala-berhala yang menjadi sesembahan para kaumnya.
Karena perbuatannya itu , kaum tersebut marah dan mengadukan perbuatan Ibrahim pada raja Babilonia, Namrudz (Nimrod). Sebagai akibat dari perbuatannya, dan Karena kalah ketika berdebat dengan Ibrahim, Raja Namrudz memerintahkan para pengawalnya untuk mengumpulkan kayu bakar dan memasukan Ibrahim ke dalamnya. Perdebatan antara Ibrahim dan Namrudz dapat dilihat pada surah Al-Baqarah [2]: 258 dan Al-Ankabut[29]: 24.
               
Dalam AlQuran diterangkan sebelum membakar Ibrahim, Raja Namrudz memerintahkan kaumnya untuk mendirikan sebuah bangunan yang tinggi yang bertujuan agar semua rakyatnya mengetahui tentang kejadian pembakaran ini.
                Setelah semuanya lengkap, mereka pun kemudian memasukan Ibrahim kedalam api yang panas. Semua orang mengira Ibrahim akan terbakar dan hangus didalamnya. Namun, atas kehendak dan pertolongan Allah SWT, api yang sangat besar dan sedang membakar tubuh Ibrahim itu tidak mampu membinasakannya. Sebaliknya, api tersebut menjadi dingin dan menyelamatkan Ibrahim.

Dua Tiang Raksasa
                Menurut beberapa ahli sejarah, peristiwa pembakaran terhadap Nabi Ibrahim AS itu terjadi di Kota Urfa atau Ur, di wilayah Mesopotamia, yang sekarang masuk wilayah Turki. Urfa atau Ur atau Sanliurfa adalah kota kuno yang berusia ribuan tahun. Kota ini bekas ibukota imperium-imperium besar Mesopotamia (Ar-Rafidayn atau negeri diantara dua sungai – Eufrat dan Tigris), misalnya Akkadia, Assyria, Babylonia, dan Selucia. Di kota tersebut banyak peninggalan sejarah yang tak ternilai harganya, seperti istana, kuil, ziggurat, patung, artefak, hingga kampung halaman dan makam (tempat kelahiran) Nabi Irahim.
                Beberapa benda sejarah Kota Urfa juga terdapat di beberapa museum besar dunia, misalnya di Louvre (Paris), London, Berlin, USA (Universitas Pennsylvania), dan lainnya. Para ahli sejarah menemukan sejumlah bukti peninggalan Raja Namrudz, di antaranya adalah dua bekas tiang besar yang sampai sekarang berdiri kokoh di Kota Urfa. Mereka menyebut dua tiang tersebut sebagi tempat bertakhtanya Raja Namrudz. Kolam yang ada di sekitar lokasi tersebut dipercaya bekas tempat dibakarnya Ibrahim. Namun, sebagian ahli sejarah lainnya berpendapat, dua tiang besar itu yang menjadi tempat dibakarnya Ibrahim.
                Bila melihat bukti-bukti yang ada, keberadaan dua tiang besar itu menunjukan kemegahan istana Namrudz. Namrudz pula yang memerintahkan rakyatnya untuk membangun sebuah bangunan besar sebagai simbol kesombongan dan keangkuhannya. Bangunan ini terkenal dengan nama Tower of Babel. Sebagaimana dikutip Harun Yahya, Lambert Dolphin dalam The Tower Of Babel dan The Confusion of Languages berusaha mencari jawaban mengapa menara itu dibangun setelah di teliti, Dolphin berkesimpulan, menara itu dibangun sebagai bentuk kesombongan untuk mencari kepuasan dan kemegahan diri.


Bukit Tandus
Kedua tiang besar yang diyakini sebagai peninggalan Namrudz itu, terletak di pinggir lembah di atas benteng Kota Urfa. Kota Urfa ini sekarang  terletak di daerah yang sangat kering. Dan diperkirakan, zaman kuno dulu lereng-lereng bukit yang tandus mengelilingi Kota Urfa.
Beberapa ahli sejarah seperti Yakut, sebagaimana dikutip dalam Mu’jam al-Buldan tentang Babylonia, Ia menggambarkan bahwa negeri Babylon (Urfa) sebagai berikut. “Ia berada di antara Tigris dan Eufrat yang disebut dengan As-Sawad.”
Menurut beberapa sumber, pada abad ke-12 SM. saat diperintah oleh Seleukus I, seorang jendral pada masa Alexander The Great, didirikan sejumlah pondasi disekitar lereng bukit di Urfa, tempat kedua tiang besar itu berada. Ada pula yang mengatakan, keberadaan dua tiang besar yang kini masi]h berdiri kokoh itu adalah bagian dari sebuah gereja Kristen, yaitu Edessa. Konon, kedua tiang besar itu sebagai symbol atas penyangga dari Romawi dan kekaisaran Persia.
                Karena kondisi yang tandus, akhirnya dibangun sebuah irigasi agar lahan pertanian di kota ini menjadi subur. Pemerintah Turki saat ini juga mengembangkan kota ini sebagai pusat tujuan wisata karena keberadaannya dengan situs purbakala yang berkaitan dengan masa lalu seperti kisah Raja Namrudz dan Nabi Ibrahim.
Sebagian percaya, Ibrahim juga dilahirkan di Kota ini. Sebagaimana disebutkan dalam berbagai buku mengenai kisah Ibrahim, ketika itu, Raja Namrudz bermimpi akan kehancuran kerajaannya yang diakibatkan oleh seorang anak laki-laki yang baru lahir, Ia pun memerintahkan seluruh pengawalnya untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Karena itu, Ibunda brahim berusaha menyelamatkan anaknya dan membawanya ke sebuah gua. Penduduk sekitar Urfa meyakini bahwa gua tersebut sampai saat ini masih ada dan berada di Kota Urfa, untuk itu, mereka mendirikan sebuah tempat beribadah di sekitar lokasi itu.
                Ketika Ibrahim selamat dari kobaran api, Ia bersama sebagian anggota keluarganya pergi meninggalakan Urfa dan mengembara hingga ke Mesir, Syam, Syria, Hebron dan Palestina. Sepeninggal Nabi  Ibrahim, Allah membinasakan kaum Urfa karena tidak beriman kepada Allah SWT.

Adzab untuk Penduduk Babel
                Ketika Ibrahim meninggalkan kota Urfa, Allah SWT membinasakan kaumnya dan menghancurkan kekuasaan Raja Namrudz. Sebagaimana dikutip oleh Sami Abdullah al-Maghluts dalam bukunya Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, Dr. Jamal Abdul Hadi dalam bukunya Jazirah al-Arab, menyebutkan, teks-teks Sumeria melalui gubahan seorang penyair Sumeria mengungkapkan akhir kota Urfa yang ketika itu diperintah oleh Raja Orestmo (Namrudz). Kehancuran kerajaan Namrudz ini terjadi pada abad ke-10 SM.
                Urfa atau Ur adalah kota kelahiran Nabi Irahim AS. Kota ini mengalami dua kali kekalahan telak dari bangsa Elam dan Amorites. Menurut Jamal Abdul Hadi, penyair itu berkata, “Sang jantan meninggalkan tempat kediamannya dan anak-anaknya tercerai berai bersama angin”. Dia menyebutkan sejumlah nama kota-kota besar, lalu meratapi nasib akhir kota-kota itu. Setelah itu, dia menjelaskan ketetapan langit terhadap kehancurannya dan pertumpahan darah penduduknya. Jeritan manusia terus merebak, bangkai-bangkai manusia yang mati tertikam tombak dan batu-batu ballista (ketapel), begitulah seterusnya sampai matahari melunturkan lemah-lemah tubuh mereka. Bagi orang-orang yang selamat, mereka hidup terhina dan kelaparan sampai-sampai sang ibu membiarkan putrinya dan ayanh meniggalkan putranya serta seorang istri terpaksa berpisah dengan suaminya.
                Allah Maha Besar. Kota Babylonia (Babel) binasa dalam keagungan Allah dan mengubur kesombongan Namrudz jauh di dasar bumi

Mitos Kolam Ikan Suci dan Tokek
                Selain peninggalan berupa dua tiang raksasa di tepi bukit, makom Ibrahim, juga terdapat taman-taman serta kolam ikan yang berwarna jernih di sekitar tempat itu. Warga Urfah meyakini, kolam ikan itu sebagai tempat pembakaran tubuh Ibrahim AS. Konon, Ibrahim dilemparkan dari tempat tertinggi ke tumpukan api yang sedang menyala. Ketika Allah memerintahkan api agar menjadi dingin, warga Urfa percaya bahwa api-api itu berubah menjadi air, mereka meyakini, tempat itu adalah kolam ikan yang ada sekarang.
                Menurut kepecayaan penduduk setempat, ikan-ikan yang ada di kolam itu merupakan jelmaan dari abu yang membakar tubuh Ibrahim. Karena itu, mereka menjaga ikan-ikan yang ada di kolam dengan hati-hati. Mereka tidak berani mengambil ikan yang ada ditempat tersebut. Dan, mereka menganggap kolam dan ikan-ikan tersebut sebagai sesuatu yang suci.
                Seperti yang diungkapkan Ibnu Katsir dalam Qishash al-Anbiya’, sebelum membakar Ibrahim, penduduk Urfa mengumpulkan kayu bakar dan hal itu berlangsung sangat lama, mereka terlebih dahulu menggali sebuah lubang besar, kemudian menaruh kayu didalamnya, lalu membakarnya. Lubang besar iniah yang diyakini penduduk setempat sebagai kolam ikan tersebut.

Tokek
                Ketika Allah SWT memerintahkan api menjadi dingin dan menyelamatkan Ibrahim, semua penduduk kota itu tidak ada yang mampu mengambil manfaat dari api.
                Diriwayatkan dari Minhal bin Amr, Ibrahim tinggal atau berada dalam kobaran api itu selama 40 atau 50 hari. Ibrahim berkata, “Sebaik-baik kehidupan yang saya rasakan adalah ahri-hari ketika saya berada dalam kobaran api. Saya berharap, seluruh hidup saya seperti yang saya rasakan dalam kobaran api itu.”
                Ada cerita menarik dari kisah Nabi Ibrahim yang diselamatkan Allah dari kobaran api. Sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Musa, Rasulullah SAW memerintahkan membunuh tokek. “Tokek itulah yang dahulu meniup api Ibrahim (agar tidak padam).”
                Aisyah RA meriwayatkan, “Bunuhlah tokek karena (binatang itu) yang telah meniup api yang digunakan untuk membakar Ibrahim.” (HR Ahmad dengan sanad dhaif). Ungkapan serupa juga diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah, namun dalam sanadnya terdapat perawi yang tidak dikenal. “Ketika Ibrahim dilemparkan ke dalam api, semua hewan di muka bumi ini berusaha memadamkan api tersebut, kecuali tokek yang berusaha meniupnya.”
Wa Allahu A’lam.      

Download versi pdf

Comments

Popular posts from this blog

HAIKAL SULAIMAN (ISTANA NABI SULAIMAN AS.)

Istana Nabi Sulaiman Haikal Sulaiman diduga berada di Masjid al-Aqsha. Model Haikal Sulaiman N Abi Sulaiman Alaihisslam (AS) adalah putra dari Nabi Daud AS. Sulaiman dikenal sebagai nabi yang sangat kaya dan memiliki kelebihan yang sangat jarang dimiliki nabi-nabi sebelumnya. Kelebihannya itu antara lain ia bisa berbicara dengan seluruh binatang dan burung-burung, menaklukan angin, laut dan udara serta jin-jin pun tunduk dan patuh pada perintahnya. Kemuliaan dan kehebatan Nabi Sulaiman ini dapat dibaca pada surah An-Naml (semut [27] ayat 20-44) .                 Sebagaimana dikisahkan dalam AlQuran, Nabi Sulaiman adalah seorang raja yang memiliki kekuasaan sangat luas. Karenanya, ia terus berusaha memperluas wilayahnya. Suatu ketika saat ia mengumpulkan seluruh makhluk, ia tidak mendapati burung Hud-hud, sebab itu jika Hud-hud kembali ia harus bisa memberikan alasannya yang tidak memenuhi undangan dari Sulaiman. Tak berapa lama kemudian, datanglah burung

KAUM ‘AD – UMAT NABI HUD

Irama Dzaati al-Imaad Reruntuhan yang berhasil digali oleh para peneliti arkeologi di kawasan Ubar. Mereka meyakini, bangunan yang berada di bawah tanah ini adalah sisa-sisa peninggalan kaum ‘Ad. Nabi Hud AS. adalah salah seorang Rasul yang diutus oleh Allah SWT kepada kaumnya, yakni ‘Ad untuk menyembah dan beriman kepada Allah serta tidak menyekutukannya, namun, umatnya justru menanggapi dengan rasa permusuhan, mereka menganggap  Nabi Hud   sebagai manusia biasa yang tidak mempunyai kemampuan atau kelebihan apa pun dibandingkan mereka (Kaum ‘Ad). Umatnya ini menganggap Nabi Hud AS.  sebagai pembohong, bodoh, dan telah mengubah kebiasaan yang telah dilakukan oleh para leluhurnya terdahulu. “Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) saudara mereka, Huud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah mengada-adakan saja.”   (QS. Hud [11]: 50) Namun, umatnya tak pernah menerima dakwah yang disampaikan oleh

WILAYAH NABI DAN ROSUL

Wilayah Nabi dan Rasul Yang Diutus Allah Allah SWT mengutus lebih dari 124 ribu nabi dan 313 rasul untuk memperbaiki akhlak umat manusia. R ukun Iman terdiri dari enam hal. Dan salah satunya adalah percaya atau beriman kepada nabi dan rasul-rasul Allah. “… Barang siapa yang ingkar (kafir) kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, sesungguhnya orang itu telah tersesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisaa [4]: 136).                 Berapakah jumlah nabi dan rasul-rasul Allah tersebut? Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban didalam shahih nya yang bersumber dari Abu Dzar al-Ghifary berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, berapakah jumlah para nabi?” Rasul menjawab: “jumlahnya ada 124 ribu orang.” Lalu aku bertanya lagi; “Berapakah jumlah rasul-rasul Allah?” Nabi SAW menjawab, “Jumlahnya ada 313 orang”.